Sectio Caesarea ( SC )
1. Definisi
Section Caesarea
Seksio Sesarea ( SC )
adalah proses persalinan dengan
melalui pembedahan di mana
irisan dilakukan di perut ibu
( laparatomi ) dan rahim
( histerotomi ) untuk
mengeluarkan bayi. Bedah
caesar umumnya dilakukan
ketika proses persalinan normal
melalui vagina tidak
memungkinkan karena berisiko
kepada komplikasi medis
lainnya
( https://id.m.wikipedia.org )
Section Caesarea
Suatu persalinan buatan, dimana
janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram.
( Wiknyosastro, 2005 )
Sectio Cesarea / Cesarean
Section (Bedah Cesar)
Adalah tindakan mengiris dinding
perut dan rahim untuk
mengeluarkan janin pada ibu
hamil dengan umur kehamilan
lebih dari 28 minggu.
Indikasi untuk melakukan SC
( Sectio Caesarea ) menurut
Mochtar R, 2002 : 118 adalah
sbb :
➀ Indikasi Ibu
Plasenta previa ( plasenta
menutupi jalan lahir) previa
sentralis ( totalis ) dan
lateralis (posterior)
Panggul sempit
CPD atau Cephalo Pelvic
Disproportion ( yaitu
ketidakseimbangan antara
ukuran kepala dengan
panggul )
Partus lama / prolonged
labor ( proses persalinan
normal yang lama atau
kegagalan proses persalinan
normal / distosia )
Partus tak maju (obstructed
labor)
Kegagalan persalinan dengan
induksi
Kegagalan persalinan dengan
alat bantu ( forceps atau
vakum )
Adanya kelelahan persalinan
Ruptur uteri mengancam.
Distosia serviks.
Pre-eklampsia & hipertensi.
Disfungsi uterus.
Distosia jaringan lunak.
Kelainan Uterus :
• Uterus arkuatus
• Uterus septus
• Uterus duplekus
Terdapat tumor di pelvis
minor ( jalan lahir ) yg
mengganggu masuk kepala
janin
➁ Indikasi janin dengan sectio
caesarea :
- Letak lintang ( sang bayi
dalam posisi sungsang atau
menyamping )
Greenhill dan Eastman sama-
sama sependapat :
Bila ada kesempitan
panggul, maka seksio
sesarea adalah cara yang
terbaik dalam segala letak
lintang dengan janin hidup
dan besar biasa.
Semua primigravida dengan
letak lintang harus ditolong
dengan seksio sesarea,
walau tidak ada perkiraan
panggul sempit.
Multipara dengan letak
lintang dapat lebih dulu
ditolong dgn cara-cara lain.
- Letak bokong
Seksio sesarea dianjurkan
pada letak bokong bila ada :
Panggul sempit
Primigravida
Janin besar dan berharga
- Presentasi rangkap bila
reposisi tidak berhasil
- Presentasi dahi dan muka
(letak defleksi) bila reposisi
dgn cara lain tdk berhasil
- Gemelli ( persalinan kembar )
Menurut Eastman seksio
sesarea gemellin dianjurkan :
Bila janin pertama letak
lintang atau presentasi
bahu (shoulder
presentation)
Bila terjadi interlock
(locking of the twins)
Distosia oleh karena tumor
Gawat janin/detak jantung
janin melambat ( fetal
distress)
- Kepala bayi jauh lebih besar
dari ukuran normal
( hidrosefalus )
- Bayi besar ( makrosomia /
berat badan lahir lebih dari
4,2 kg )
Klasifikasi Sectio Caesarea
Tindakan sectio caesarea
( Mochtar R, 2002 : 120 ) dapat
dibagi sbb :
➀ Sectio Transperitonealis
Profunda
Merupakan pembedahan yang
paling byk dilakukan dewasa
ini dengan insisi di segmen
bawah uterus
Keunggulan / kelebihan sbb :
- Perdarahan luka insisi tidak
banyak
- Penjahitan luka lebih mudah
- Penutupan luka dengan
reperitonial yang baik
- Tumpang tindih dari peritonial
Flap baik sekali utk menahan
penyebaran isi uterus ke
rongga peritonium
- Perut pada uterus umumnya
kuat, sehingga bahaya ruptur
uteri tdk besar di kemudian
hari
Kelemahan / kerugian adalah
sebagai berikut :
- Luka dapat menyebar ke kiri,
kanan dan bawah, yang dapat
menyebabkan putusnya
arteri uterina
- Keluhan pada kandung kemih
post operasi tinggi
➁ Sectio Korporal atau Klasik
Insisi di buat pada korpus uteri,
pembedahan ini yg lebih
mudah dilakukan,
diselenggarakan apabila ada
halangan untuk
melakukan sectio caesaria
transperitonialis profunda
misalnaya, melekat erat uterus
pd dinding perut karena sectio
yang sudah atau insisi segmen
bwh uterus megandung
bahaya perdarahan yg banyak.
Kelebihan :
- Mengeluarkan janin lbh cepat
- Tdk mengakibatkan
komplikasi kandung kemih
tertarik.
- Sayatan bisa diperpanjang
paroksimal atau distal
Kekurangan :
- Infeksi mudah menyebar
secara intra abdominal
karena tidak ada
reperitonealisasi yg baik
- Untuk persalinan berikutnya
sering terjad ruptur uteri
spontan
- Sectio caesarea peritoneal
dilakukan tanpa membuka
peritonium parietalis,
dgn demikian tdk membuka
kavum abdominal. Dulu
dilakukan untuk mengurangi
bahaya infeksi, akan tetapi
dgn kemajuan pengobatan
terhadap infeksi,
pembedahan ini jarang di
lakukan.
Menurut arah sayatan pd rahim
sectio dapat dilakukan sebagai
berikut :
- Sayatan memanjang
( longitudinal ) menurut Kroning
- Sayatan melintang
( transversal ) menurut Kerr
- Sayatan huruf T (T- incision)
Berdasarkan saat dilakukan
sectio caesarea dapat dibagi
atas :
Seksio Sesarea Primer/Efektif
Dari semula telah direncankan
bahwa janin akan dilahirkan
secara seksio sesarea, tidak
diharapkan lagi kelahiran
biasa, misalnya pada panggul
sempit (CV kecil dari 8 cm)
Seksio Sesarea Sekunder
Mencoba menunggu kelahiran
biasa (partus percobaan), bila
tidak ada kemajuan persalinan
atau partus percobaan gagal,
baru dilakukan seksio sesarea.
Seksio Sesarea Ulang
( Repeat Caecarean Section )
Ibu pada kehamilan lalu
mengalami seksio sesarea
(previous caesarean section)
dan pada kehamilan
selanjutnya dilakukan seksio
sesarea ulang.
Seksio Sesarea Histerektomi
( Caecarean Section
Hysterectomy )
Suatu operasi dimana setelah
dilahirkan dengan seksio
sesarea, langsung dilakukan
histerektomi oleh karena
sesuatu indikasi.
Operasi Porro (Porro operation)
Suatu operasi tanpa
mengeluarkan janin dari kavum
uteri (tentunya janin sudah
mati) dan langsung dilakukan
histerektomi, misalnnya pada
keadaan infeksi rahim yg berat.
Seksio Sesarea Postmortem
( postmortem Caesarean
Section )
Adalah seksio sesarea segera
pada ibu hamil cukup bulan
yang meninggal tiba-tiba
sedangkan janin masih hidup.
2. Peralatan Penunjang
Meja operasi & alas meja
( Perlak, linen & underpad )
Mesin Suction
Mesin Diathermi / Electro
Cutter dan Ground Couter
Lampu Operasi
Meja Mayo/Instrument
Meja Linen
Standart Infus
Tempat Sampah
Tempat Linen Kotor
Schort
Hypafix
Gunting Verband /
Bandage Scissors
Tempat Placenta
3. Persiapan Meja Linen
Linen Set Steril
- Handuk Lap Kecil [3]
- Jas/Gaun Operasi [3]
- Linen Besar [2]
- Linen Kecil [4]
- Sarung Meja Mayo [1]
Nierbekken / Bengkok [1]
Kom Kecil [2]
Slang Suction [1]
Kabel Couter [1]
Vacum Kepala [1]
4. Bahan Penunjang Operasi
( Bahan Habis Pakai ) :
Mess No 23 [1]
Kassa Steril [4]
Roll Kassa Steril [1]
Sufratulle [1]
Handscoen No.6,5/7/7,5/8 [3]
Bethadin 10% & Alkohol 70%
NaCl 0,9%, 100 cc
Spuit 2.5 cc / 3 cc [1]
Metergin/Syntocinon [1]/[1]
Benang Heatting SC :
|| Running Uterus Suture
Gut Cromic No. 2
|| Peritonisasi Uterus
Plain Catgut No. 0 atau
Gut Cromic No. 0
|| Peritonisasi Abdomen atau
Plain Catgut No. 0
Gut Cromic No. 0
|| Otot
Plain Catgut No. 0/2-0 atau
Gut Cromic No. 0/2-0
|| Facia
Running Facia Suture
Safil/Vicryl/Polysorbs
No. 0/2-0
|| Jaringan Lemak/Subcutis
Plain Catgut No. 0 / 2-0
|| Kulit
Subcuticular Suture :
Monosyn/Polysorb/Vicryl
No. 3-0
5. Persiapan Meja Instrument
( Meja Mayo )
Dressing Forcep Desinfeksi
Klem/Desinfeksi Klem [1]
Towel Clamps/Doek Klem [5]
Pinset Chirurgis [2]
Tissue Forcep/
Pinset Anatomis [2]
Hand Fat Mess/Scapel Handle
for Blades Mess No. 23 : [1]
Delicate Mosquito Hemostatic
Forceps Pean/Mosquito Klem
Pean Bengkok [6]
Delicate Hemostatic Forceps
Kocher/Klem Kokher [2]
Curved Metzenbaum Scissor/
Gunting Metzenbaum Bengkok
[2]
Curved Mayo Scissors/
Gunting Benang Bengkok [1]
Straight Mayo Scissor/
Gunting Benang Lurus [1]
Needle Holder/Nald Voeder [2]
Sponge Holding Forceps/Ovum
Forceps/Klem Ovarium/
Ring Klem [6]
Mikulics/Peritoneum Klem [4]
Wound Haag/Pengait Luka/
Retractors Kokher/
Haak Tajam Gigi 4 [2]
U.S. Army Retractor/
Langeenbeck [2]
Abdominal Retractors Fritsch/
Haak Berdaun Dalam [1]
Canule Suction/
Ujung Suction [1]
6. Teknik Instrumentasi Operasi SC
Langkah sistematis sebagai
berikut:
Setelah pasien diberikan
anastesi, diposisikan supinasi,
kemudian pasang underpad
dan ground couter di kaki
Perawat instrument dan asisten
mengenakan skort, melakukan
surgical scrubing, gown steril
dan handscone steril
Perawat instrument menata
instrumen, alat dan bahan
steril dimeja linen dan mayo
untuk kelancaran operasi dan
dokumentasi preoperatif
dengan perawat sirkuler
Instrumentator atau assisten
membantu operator untuk
mengenakan gown steril dan
handscone
Berikan desinfeksi klem pada
tangan kanan asisten/operator
dan deepres/kasa dalam
cucing alkohol dan povidon
iodine 10% pada tangan kiri
asisten/operator untuk
melakukan desinfeksi pada
lapangan/area operasi
Lakukan drapping
( Pfannenstiel Incision )
dengan urutan :
Duk besar [ke-1] untuk bagian
bawah badan ( menutup perut
bawah/mulai garis suprapubik/
hipogastrium, paha dan kaki )
Duk besar [ke-2], membuka duk
besar ke-2 diatas duk ke-1 baru
diletakan dibagian atas pasien
( menutup perut atas/mulai
dibawah garis umbilical ± 2 cm,
dada sampai skat pembatas
kepala pasien )
Duk kecil [2], untuk bagian
kanan/kiri badan pasien ( area
hipogastrium )
Fiksasi dengan duk klem [4]
Dekatkan meja mayo dan linen
lalu pasang kabel coutter dan
selang suction lalu fiksasi dgn
duk klem [1]
Berikan kasa basah dan kering
pada asisten/operator untuk
membersihkan lapangan
operasi dari povidon iodine
Berikan pada operator pinset
chirhugis untuk menguji apakah
bius/anestesi sudah berjalan
dengan baik dan untuk making/
menandai area insisi.
Jika persiapan sudah berjalan
dgn baik, maka dilakukan time
out/konfirmasi oleh perawat
sirkuler meliputi :
- Nama Pasien
- No. RM
- Prosedur operasi
- Lokasi insisi sdh benar
- Sudahkah dilakukan
pemberian profilaksis
antibiotik
- Bagaimana mencegah
kejadian tidak diharapkan
yang meliputi bidang bedah
dan anestesi
- Hasil pemeriksaan penunjang
seperti laboratorium, rontgen,
PA, cardiologi dll.
- Pemeriksaan jumlah dan jenis
instrumen dan BHP.
Setelah lengkap operator
memimpin do'a utk tim operasi
dan pasien :
Bismillahirrahmanirrahim
Hasbunallaahu wani'mal wakiil
álallaahi tawakkalnaa
"Cukuplah Allah menjadi
penolong kami, dan Allah
adalah sebaik-baik pelindung,
kepada Allah kami berserah
diri". ( HR. Timizi dari Abi Said
Al Khudri )
Berikan handvat mess no.3
pada operator memakai media
nierbekken, lalu berikan pean
mosquito dan kasa pd asisten
untuk merawat pendarahan.
Operator melakuan sayatan
hingga terlihat lapisan putih
dan keras, yang disebut juga
fasia ( jaringan keras yang
melapisi otot perut).
Pada fasia tengah di sayat
sedikit sampai tampak otot
kemudian melalui sayatan
fasia yg sudah dibuka sedikit,
gunting fasia sampai kelihatan
otot perut.
Kemudian otot perut di kuak
oleh 4 tangan, assisten dan
operator, hingga terbuka lebar
dan terlihat lapisan peritoneum,
yaitu jaringan tipis pelindung
rongga perut.
Instrumentator memberikan
gunting pada tangan kanan
operator dan pinset chirurgi
pada tangan kiri operator dan
asisten. Operator dan assisten
menjepit lapisan peritoneum
dengan pinset chirurgi, lalu
mengangkat, diantara jepitan
lalu di gunting hati-hati agar
usus atau isi dalam perut
lainnya tidak kena.
Setelah terbuka, dinding rahim
bagian luar terlihat jelas,
Instrumentator memberikan
abdominal retractors pada
assisten, dan assisten
memasukan serta menarik ke
arah bawah pasien agar leher
rahim/uterus terlihat jelas oleh
operator
Instrumentator memberikan
pisau pd operator dgn media
nierbekken kemudian operator
menyayat dinding rahim
(uterus) hingga kepala atau
rambut bayi kelihatan,
( kehamilan letak kepala )
Pada langkah tsbt diatas, ada
operator yang tidak langsung
menyayat dengan pisau, tapi di
gunting perimetrium (dinding
luar rahim) dan di kelupas
selebar ± 2 cm, kemudian baru
menggunakan pisau untuk
menyayat miometrium (otot
tengah rahim) hingga kepala/
rambut bayi kelihatan.
Setelah kepala bayi kelihatan,
operator memasukan lengan
pada dinding rahim yang telah
disayat tadi, untuk menarik
kepala bayi agar pas untuk di
dorong dan di keluarkan.
Setelah bayi keluar dari rahim/
uterus melalui dinding perut,
maka instrumentator
memberikan 2 buah klem lurus
dan 1 gunting kepada assisten
untuk menjepit tali pusat, di
antara 2 jepitan tali pusat di
potong dengan gunting oleh
assisten, sementara operator
membersihkan jalan nafas bayi
dengan kassa steril atau dgn
canul suction.
Kemudian bayi diserahkan pd
petugas penerima bayi lalu
dilakukan tindakan perawatan
oleh tim dokter anak.
Asisten memasang kembali
abdominal retractors,
instrumentator memberikan
klem ovarium kepada operator,
untuk menjepit rahim bekas
sayatan sebanyak 3-4 lokasi.
Instrumentator memberikan
dis spuit syntosinon/metergin
kepada asisten, dengan ijin
operator disuntikan ke uterus
Operator mengeluarkan
plasenta, uterus dibersihkan
dengan klem deper atau dgn
manual menggunakan tangan
kiri dialas memakai kassa
steril.
Setelah bersih, otot rahim,
endometrium dan miometrium
di satukan kembali dengan
tekhnik jahitan running uterus
suture menggunakan benang
Gut Cromic No. 2
Sedangkan perimetrium dijahit
dengan benang plain catgut
no. 0 atau gut cromic No. 0
Setelah jahitan uterus selesai
dan aman tdk ada perdarahan,
instrumentator memberikan
mikulics/peritoneum klem 4
untuk menjepit peritoneum,
kemudian instrumentator
memberikan abdominal
retractors pd asisten dan allys
depper pd operator untuk
mengeksplorasi rongga perut,
serta mengeluarkan sisa-sisa
darah yang ada dalam rongga
abdomen.
Instrumentator kembali
memberikan benang plain
catgut no. 0/gut cromic No. 0
yang telah melekat di ujung
needle holder, operator
menjahit dan menyatukan
lapisan peritoneum
Assisten menjepit fasia dengan
kocher/mikulics, instrumentator
memberikan needle holder yg
di ujungnya sudah ada terjepit
benang plain catgut no. 0/gut
cromic No. 0 kepada operator
untuk menjahit otot perut.
Setelah otot perut menyatu,
instrumentator memberikan
kepada operator benang Safil/
Vicryl/Polysorbs No. 0/2-0
untuk menjahit dan menyatukan
fasia. Setelah fasia menyatu,
operator melanjutkan menjahit
jaringan lemak bawah kulit/
subcutis dengan benang yang
sama ( continus facia sampai
subcutis )
Setelah subcutis menyatu oleh
jahitan, instrumentator
memberikan benang terakhir
monosyn/polysorb/vicryl
No. 3-0 untuk jahitan
subcuticular/ jahitan benang
dibawah kulit dan tdk terlihat
dipermukaan kulit ( seperti di
lem ).
Catatan :
Bisa juga jahitan continus,
mulai lapisan facia sampai
kulit ( subcuticular ) dengan
menggunakan satu benang
Safil/Vicryl/Polysorbs
No. 0/2-0
Setelah proses jahit selesai,
berikan kasa basah untuk
membersihkan sisa / bekas
darah diarea operasi kemudian
dikeringkan.Tutup luka dengan
sufratule, kasa dan curapor/
hepafix. Pasien dibersihkan
serta dirapikan
Sign Out :
- Ceklist keselamatan pasien
ditulis perawat sirkuler, sign
out dpt diinisiasi perawat
sirkuler perawat istrumen, ahli
bedah atau anestesi.
- Ceklist keselamatan pasien
harus dilengkapi sebelum
memindahkan pasien dari
kamar operasi.
Tujuannya utk memfasilitasi
transfer informasi yg penting
utk tim yg bertanggungjawab
terhadap pasien setelah
pembedahan
- Sign out dapat dilakukan
bersamaan dgn penutupan
luka.
- Perawat sirkuler harus
mengkonfirmasi dengan ahli
bedah dan tim secara pasti
apakah tindakan/prosedur yg
sudah dilakukan.
Prosedur mungkin berubah
atau berkembang selama
tindakan operasi
- Perawat instrumen
megkonfirmasi kelengkapan
instrumen ( termasuk
instrumen atau peralatan yg
tidak berfungsi utk mencegah
peralatan dipakai lagi sebelum
diperbaiki), kassa dan jarum.
Jika perlu dilakukan radiografi.
- Pemberian label pd jaringan
placenta, perawat sirkulator
mengkonfirmasi pemberian
label yg benar dgn membaca
secara keras.
- Ahli bedah, anestesist dan
perawat mereview apa yang
perlu diperhatikan untuk
recovery dan manajemen
pasien
- Sesudah semua kegiatan
operasi selesai semua tim
operasi mengucapkan do'a
sesudah operasi :
Alhamdul lillaahi rabbil
aalamiin.
"Segala puji bagi Allah Tuhan
Semesta Alam"
Menata kembali ruangan dan
alat-alat yang telah dipakai
dibersihkan.
Perawat instrument
menginventaris instrument dan
bahan habis pakai, merawat
instrument set yang kotor
( dekontaminasi, mencuci,
packing ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Belajarlah ketenangan, kehormatan diri dan bersikaplah rendah hati kepada yg mengajar kamu.